SETUJU BUMI DATAR ATAU BULAT? ENAKAN YANG BULAT-BULAT

Baca Juga


Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah kabar beredar tentang teori bumi datar. Kabar tersebut akhirnya menjadi viral di berbagai media sosial. Ada banyak yang setuju dan ada juga yang tidak setuju. Kabar mengenai bumi datar tersebut sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun silam. Kemudian saat ini bangkit lagi.

Diberbagai belahan dunia, para penganut teori bumi datar bahkan membuat grup di jejaring sosial facebook. Di Indonesia orang-orang yang setuju dengan teori terssebut tergabung dalam grup facebook Indonesian Flat Earth Society, anggotanya sudah mencapai puluhan ribu akun.

Sedangkan di negara Inggris, dengan sainsnya yang sudah lebih maju, ada 50 ribu lebih yang bergabung dalam grup facebook The Flat Earth Society.

Menanggapi akan kabar tersebut, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, mengadakan diskusi dengan penganut bumi datar. Berikut ini potongan videonya.


Dalam diskusi tersebut, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, memberikan jawaban yang sebenarnya sudah diketahui banyak orang.


Sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan cukup lucu, tetapi untuk menjelaskan secara singkat, padat, dan mudah dipahami sangatlah sulit.

Berikut ini adalah tanya jawab yang terjadi dalam pertemuan tersebut.

"Bukankah roket dan pesawat ulang alik terbang dalam bentuk kurva juga, tidak tegak lurus ke atas karena akan meledak ketika menabrak dome (kubah langit)?"

"Pengamat melihatnya terbang melengkung karena efek gravitasi bumi sehingga lintasannya berbentuk parabola."

Hal yang sama juga akan terjadi jika kita melempar batu. Batu akan bergerak vertikal dengan lintasan parabola sebelum akhirnya jatuh karena gravitasi.

"Kalau dilempar dengan kekuatan yang besar (dengan roket atau pesawat ulang alik), lintasan parabolanya mencapai ketinggian sampai sekitar 400 – 600 km," imbuh Thomas .

"Bukankah batas langit berupa dome (kubah) sehingga pelangi berbentuk kurva dan tidak pernah ada yang dapat menembusnya?"

Thomas menjelaskan, kelengkungan pelangi bukan disebabkan oleh kubah langit. "Pelangi tampak melengkung setengah lingkaran juga karena batas pandang mata pengamatnya," ungkapnya. 

Pelangi disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari oleh kristal es. Ada sudut dalam kristal es yang menyebabkan pembiasan cahaya sehingga warna yang dihasilkan seolah melingkari titik hubung matahari dan pengamat.

Ada pula yang menanyakan nasib satelit setelah diluncurkan, apakah tidak pernah menabrak kubah langit? Thomas menjawab, "Satelit diluncurkan sampai ketinggian lebih dari 400 km, misalnya satelit Lapan A2 diorbitkan pada ketinggian 650 km. Tidak ada kubah langit."

Matahari berjarak dekat

Penganut bumi datar meyakini bahwa matahari berjarak dekat. Salah satu tandanya, sinar matahari terlihat lebih terang di awan di sekitarnya dibandingkan awan yang jauh. 

Thomas menjawab, sinar matahari yang lebih terang bukan disebabkan oleh matahari. "Tetapi, pada awan sebagai sumber cahaya pantulan. Karena awannya dekat, maka cahaya pantulannya terlihat lebih terang daripada awan yang jauh," kata Thomas.

Penganut bumi datar juga meyakini bahwa cahaya matahari yang tampak bersudut setelah melewati awan adalah tanda matahari berjarak dekat.

Thomas menegaskan, "Itu bukan bukti matahari yang dekat."

"Bentuk menyudut yang terpusat pada matahari menunjukkan bahwa berkas cahaya matahari itu lurus dan sejajar karena mataharinya sangat jauh (150 juta km). Berkas cahaya yang luruh yang menembus celah-celah awan tampak menyudut karena pandangan perspektif, sama halnya ketika kita melihat rel kereta api tampak makin menyempit di kejauhan," imbuhnya.

Sejumlah pertanyaan lain adalah tentang gerhana yang dianggap sebagai hoax. 

"Jika matahari di belakang bumi dikatakan gerhana bulan, lalu dari mana asal sinar bulan? Jika bulan menutupi matahari ketika Gerhana Matahari, lalu dari mana asal cahaya bulan?" demikian pertanyaan para penganut bumi datar.

Thomas menjawab bahwa gerhana bulan dan matahari adalah akibat konfigurasi bumi, bulan, dan matahari. Hal itu bisa disadari dengan melihat lagi fase-fase bulan dan pergerakan bumi mengelilingi matahari.

No comments