MUMI 2100 TAHUN DIAUTOPSI

Baca Juga


ANDA mungkin sudah tidak asing lagi dengan mumi. Metode mengabadikan jenazah dengan berbagai ramuan ‘balsam’ ini memang sudah sangat terkenal di dunia. Banyak petinggi, maupun raja-raja yang memilih untuk menggunakan metode ini ketika diri mereka meninggal dunia.

Dari sekian banyak mumi yang ada di dunia, terdapat satu mumi yang dianggap paling terpelihara di dunia. Selintas wajahnya tampak bengkak dan cacat meski kulitnya tampak lembut kala disentuh serta tidak ada tanda-tanda mortis.

Lengan dan kaki mumi ini masih terjaga dengan baik, bahkan masih bisa menekuk, lebih menakjubkannya organ dalam mumi ini masih utuh dan masih ada darah di nadinya. Pada umumnya, mumi lain akan mudah hancur apabila terkena gerakan sekecil apapun.

Namun berbeda dengan mumi Lady Dai yang sangat terpelihara sehingga dokter dapat melakukan otopsi lebih dari 2.100 tahun setelah kematiannya. Para ahli tak hanya mampu merekonstruksi kematiannya, tetapi juga kehidupannya. Mereka bahkan bisa menentukan golongan darahnya yang merupakan tipe A.

Autopsi Lady Dai bisa dibilang adalah profil medis yang paling lengkap yang pernah dikompilasi terhadap individu purba. Sebagaimana diketahui Lady Dai atau Xin Zhui adalah istri bangsawan dari Dinasti Han Li Cang. Selama hidupnya, ia menjalani kehidupan mewah, makamnya dipenuhi dengan kemewahan yang hanya mampu dimiliki oleh orang terkaya di masanya.

Hal ini dibuktikan dengan ratusan pakaian sutra bersulam, rok, sarung tangan mungil. sachet sutra yang berisi penuh dengan rempah-rempah, bunga dan alang-alang yang harum, kotak kosmetik, banyak barang yang dipernis, alat musik dan patung musisi. Bahkan ada pula makanan yang terdiri dari banyak item lainnya.


“Benda-benda ini menunjukkan bahwa Lady Dai menjalani kehidupan mewah yang sangat dia nikmati. Dia ingin mempertahankan gaya hidup yang sama ketika sudah berada di akhirat,” tutur Willow Weilan Hai Chang, selaku direktur Galeri Institut Cina di New York City, sebagaimana dilansir Amusing Planet, Kamis (4/4/2019).

Beberapa benda yang ditemukan dari makam Lady Dai ini dipajang di sebuah pameran pada 2009 silam. Kehidupan baik yang diinginkannya ini menjadi hal yang berbalik pada dirinya. Konon kecantikannya di masa muda membuat dirinya selalu dimanjakan dalam setiap kesenangan kuliner. Ia kerap memakan sup kalajengking sampai tubuh mungilnya lemas karena menderita obesitas.

Cara penguburannya menggambarkan bahwa Lady Dai ditempatkan dengan bersandar pada sebuah tongkat. Ia mungkin tidak dapat berjalan tanpa tongkat karena thrombosis koroner dan arteriosklerosis yang diperoleh karena gaya hidupnya yang tidak bergerak.

Dalam autopsi juga menemukan bahwa dirinya mengalami disk yang menyatu di tulang belakangnya yang membuatnya mengalami sakit punggung parah dan merasa kesulitan saat berjalan. Lady Dai juga memiliki beberapa parasit internal dalam tubuhnya yang diprediksi karena mengonsumsi makanan yang kurang matang serta kebersihannya yang kurang baik.

Ia menderita penyumbatan arteri, penyakit jantung serius, osteoporosis dan batu empedu yang salah satunya bersarang di saluran empedu dan semakin memperburuk kondisinya. Lady Dai meninggal sekira usia 50 tahun karena serangan jantung mendadak karena kesehatan yang buruk selama bertahun-tahun.

Makanan terakhir yang ia konsumsi sebelum ajal menjemput adalah melon. Tak hanya itu, makam Lady Dai berisi sejumlah informasi yang menakjubkan dalam bentuk buku dan tablet tentang kesehatan, kesejahteraan dan umur panjang. Pada tablet terdapat tulisan China yang merupakan resep berbagai obat-obatan tradisional untuk mengobati sakit kepala, kelumpuhan, asma, masalah seksual dan kesehatan lainnya.

Makam Lady Dai ditemukan pada 1971 di sebuah situs arkeologi bernama Mawangdui di dekat kota China, Changsa. Ia ditemukan terbungkus dalam 20 lapisan sutera dan dibaringkan dalam empat peti mati dengan ukuran yang semakin kecil.

Untuk menjaga udara dan air, makamnya dikemas dengan arang dan bagian atasnya ditutup dengan beberapa kaki dari tanah liat. Ruang yang kedap air dan kedap udara ini secara efektif membunuh bakteri yang mungkin berada di dalam dan membantu menjaga tubuh mumi ini.

Para arkeolog juga menemukan jejak merkuri dalam peti matinya yang menandakan bahwa logam beracun itu telah digunakan sebagai zat antibakteri. Tubuhnya juga direndam dalam cairan yang tidak diketahui, rasanya sedikit asam dan berguna untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Beberapa teori percaya cairan itu sebenarnya adalah air dalam tubuh jenazah dan pengawet yang dituangkan ke dalam peti matinya. Tentunya keberhasilan tubuh Lady Dai melawan dekomposisi adalah sebuah misteri. Pasalnya banyak mayat yang terkubur dalam lingkungan kedap udara dan kedap air dengan cara serupa, gagal dipertahankan.

Penggalian di Mawangdui dan tubuh Lady Dai serta suami dan putranya dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologis utama abad ke-20. Dari pembangunan makam dan dari berbagai artefak penguburan, para arkeolog dapat mengumpulkan bagaimana para bangsawan hidup selama periode Hun.


Dari berbagai makanan yang terkubur di dalam makam bahkan dari isi perut Lady Dai, pada arkeolog mampu merekonstruksikan sejarah terperincu yang mengejutkan tentang diet, praktik pertanian, metode berburu, domestikasi hewan, produksi dan persiapan makanan dinasti Han Barat, penanaman resep dan wawasan pada tingkat struktural dalam pengembangan salah satu masakan dunia yang hebat dan abadi.

Saat ini tubuh Lady Dai berada di Museum Provinsi Hunan dimana ia masih dapat dilihat dan dikunjungi. So, bagaimana guys? Tertarik untuk melihat mumi terbaik sedunia ini?

No comments