MUNGKIN KAMU DEPRESI, COBA KENALI CIRINYA

Baca Juga


Stres yang menumpuk dan tak tertangani dengan baik dapat berujung pada depresi. Gejalanya yang paling umum adalah rasa sedih tak berkesudahan dan apabila dibiarkan begitu saja dapat mendorong seseorang untuk bunuh diri.

Oleh karena itu para ahli kerap mengingatkan agar tidak menganggap remeh depresi. Kenali gejalanya sehingga bila dirasa perlu jangan ragu untuk cari bantuan profesional dari psikiater atau psikolog.

Dr dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ, dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Soeharto Herdjan mengatakan bahwa ada empat jenis depresi yang perlu dikenali. Apa saja itu simak penjelasan berikut:

1. Depresi mayor

Bila seseorang merasa sedih, tidak bersemangat, kehilangan minat, turun konsentrasi, dan alami gangguan tidur selama lebih dari dua minggu maka dirinya bisa dibilang mengalami depresi mayor.

Perbedaan dari orang yang sedang sedih umumnya dengan orang yang mengalami depresi mayor adalah perasaan negatif tersebut terjadi terus menerus sepanjang hari. Selain itu orang yang depresi juga akan mengalami gangguan tidak bisa berfungsi normal dalam pekerjaan atau hubungan sosial.

2. Depresi dysthmic

"Orang yang depresi dysthmic itu depresinya ringan tapi berlangsung lama bisa sampai dua tahun. Dia misalnya masih bisa sekolah tapi ya itu moodnya kerasa enggak enak terus," kata dr Suzy.

Depresi dysthmic bisa ditangani dengan pemberian obat antidepresan. Hanya saja sebelumnya jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

3. Depresi psikotik

Depresi psikotik adalah jenis depresi berat di mana pengidapnya mulai mengalami halusinasi. Menurut dr Suzy orang yang mengalami depresi psikotik inilah yang rentan untuk bunuh diri atau melukai orang lain karena kerap mendengar halusinasi bisikan suara.

"Ini sudah berat ya karena ada halusinasi. Ada bisikan di kupingnya 'mati saja, bunuh diri saja,'" kata dr Suzy.

4. Depresi musiman

Pada negara di mana terdapat empat musim, ada fenomena di mana orang-orang rentan mengalami depresi di musim dingin. Peneliti mengatakan hal ini ada kaitannya dengan berkurangnya paparan sinar matahari dan defesiensi vitamin D.

Oleh karena itu gejala biasanya akan berkurang atau hilang dengan sendirinya ketika musim dingin berakhir.

No comments