BERTEMANLAH DENGAN ANAK DI SOSMED, UNTUK MENGHINDARI HAL INI
Baca Juga
Kini, anak-anak pun memiliki akun sosial medianya sendiri. Selain mengunggah foto dan video, tak jarang pula anak mengomentari konten akun sosial media temannya. Dalam kondisi seperti ini, perlukah orang tua terlibat?
"Orang tua perlu terlibat di setiap aktivitas anak di sosial media. Dengan begitu orang tua tahu komen si anak terhadap postingan temannya itu apa. Kalau hubungan anak dan orang tua baik, pasti anak nggak keberatan orang tuanya tahu kegiatan mereka di sosial media," kata psikolog Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd atau yang akrab disapa Diana.
Sebaliknya, ketika sejak dulu hubungan anak dan orang tua tidak terlalu dekat atau justru orang tua terlalu mengatur, anak jadi malas jika kegiataannya di sosial media dipantau orang tua. Hal itu disampaikan Diana usai Diskusi Cerdas Frisian Flag Indonesia 'Tantangan Pola Asuh Orang Tua Millenial' di Djakarta Theatre, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta, Selasa (15/12/2015).
"Apalagi kalau anak ABG pasti dia lebih malas. Makanya, seenggaknya orang tua bisa follow akun sosial media anaklah. Untuk itu perlu dibangun kedekatan dengan anak sejak mereka kecil supaya anak nyaman kalau segala kegiatannya dipantau oleh orang tua," tambah Diana.
Mengetahui aktivitas anak di sosial media juga berguna untuk menghindari anak menjadi korban bullying atau sebaliknya, si anak yang melakukan bullying. Sebetulnya, lanjut Diana, ketika anak dibully atau dia membully, berarti ada masalah yang dialami.
Dengan mengetahui anak jadi korban bullying atau pelaku bullying, orang tua bisa mencari tahu apakah masalah yang dialami anak berasal dari keluarga atau memang ada problem dengan dirinya sendiri. Ketika anak dibully, itu berarti orang lain melihat si anak memang bisa dibully.
Untuk itu, Diana menegaskan orang tua mesti memastikan agar anak jangan sampai kelihatan bisa dibully. Caranya, dengan memupuk kepercayaan diri anak. Kenali potensi anak di suatu bidang dan kembangkan potensinya hingga ia bisa berprestasi di bidang tersebut.
"Anak usia SD kan biasanya sudah mulai berprestasi. Tapi kalau nggak berprestasi rasa pede-nya kurang. Kalau dia sudah ikut berbagai kegiatan dan berprestasi di salah satu bidang aja, bikin dia pede. Kalau uda begitu, biasanya nggak ada yang mau negbully karena percuma juga ngebully orang yang berprestasi, yang pede, nggak akan mendapat respons seperti yang diharapkan si pembully," terang Diana.

Post a Comment